TangerangHitz.com – Pernahkah kamu menghadiri acara dengan sistem suara yang luar biasa kencang, yang dikenal luas sebagai “sound horeg”? Dentuman bass yang menggelegar dan treble yang melengking memang bisa memicu adrenalin dan membuat suasana semakin meriah. Namun, di balik euforia sesaat itu, ada bahaya serius yang mengintai organ pendengaran kita. Paparan suara keras berlebihan, terutama dari “sound horeg” yang kerap digunakan di berbagai acara seperti karnaval, konser, atau hajatan, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada telinga.
Baca juga: Gigi Sensitif: Kenali Penyebab & Atasi di Rumah
Apa Itu “Sound Horeg” dan Mengapa Berbahaya?

Istilah “sound horeg” merujuk pada sistem tata suara dengan volume sangat tinggi, sering kali melebihi ambang batas aman pendengaran manusia. Biasanya, volume suara diukur dalam desibel (dB). Ambang batas aman paparan suara untuk jangka panjang adalah sekitar 85 dB. Sebagai perbandingan, percakapan normal berada di sekitar 60 dB, sementara suara konser rock bisa mencapai 120 dB atau lebih.
“Sound horeg” seringkali tidak hanya tinggi volumenya, tetapi juga memiliki rentang frekuensi yang luas dan intensitas yang tidak terkontrol, terutama pada frekuensi rendah (bass) yang sangat kuat. Kombinasi ini yang menjadikannya sangat berbahaya bagi telinga.
Bagaimana Suara Merusak Organ Pendengaran?
Organ pendengaran kita, terutama koklea di telinga bagian dalam, memiliki ribuan sel rambut halus yang bertanggung jawab mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak. Sel-sel rambut ini sangat sensitif. Ketika terpapar suara terlalu keras atau dalam jangka waktu lama, sel-sel rambut ini bisa rusak atau bahkan mati. Kerusakan ini bersifat permanen karena sel-sel rambut tidak dapat beregenerasi.
Efek Paparan “Sound Horeg” pada Organ Pendengaran:
Paparan “sound horeg” dapat menimbulkan beberapa efek negatif pada organ pendengaran, antara lain:
- Tinnitus (Telinga Berdenging): Ini adalah efek samping paling umum. Setelah paparan suara keras, telinga mungkin akan terasa berdenging, mendesis, atau mendengung. Tinnitus bisa bersifat sementara, namun pada kasus parah atau paparan berulang, dapat menjadi permanen dan sangat mengganggu kualitas hidup.
- Pergeseran Ambang Batas Pendengaran Sementara (TTS – Temporary Threshold Shift): Anda mungkin merasa pendengaran sedikit teredam atau kurang jelas setelah terpapar suara keras. Ini terjadi karena sel-sel rambut “lelah” dan membutuhkan waktu untuk pulih. Jika paparan tidak terlalu ekstrem, pendengaran akan kembali normal dalam beberapa jam atau hari. Namun, ini adalah tanda peringatan bahwa telinga Anda sedang dalam bahaya.
- Pergeseran Ambang Batas Pendengaran Permanen (PTS – Permanent Threshold Shift) atau Gangguan Pendengaran Permanen: Jika telinga terus-menerus terpapar “sound horeg” atau suara keras lainnya, TTS bisa berkembang menjadi PTS. Ini berarti sel-sel rambut mengalami kerusakan ireversibel, mengakibatkan gangguan pendengaran permanen. Pendengaran bisa berkurang secara bertahap atau tiba-tiba, dan seringkali tidak dapat disembuhkan.
- Hiperakusis: Kondisi di mana seseorang menjadi sangat sensitif terhadap suara sehari-hari yang normal. Suara yang bagi orang lain biasa saja, bisa terasa sangat keras dan menyakitkan bagi penderita hiperakusis.
- Distorsi Suara: Kemampuan telinga untuk memproses suara dengan jelas dapat menurun, menyebabkan suara terdengar pecah atau tidak jernih.
Baca juga: Manfaat Jalan Kaki & manfaatnya: Penyakit yang Bisa Dicegah
Cara Melindungi Pendengaran dari “Sound Horeg”:
Meskipun “sound horeg” mungkin sulit dihindari sepenuhnya dalam beberapa acara, ada langkah-langkah yang bisa Anda ambil untuk melindungi pendengaran:
- Gunakan Pelindung Telinga: Sumbat telinga (earplugs) atau earmuff adalah cara paling efektif untuk mengurangi intensitas suara yang masuk ke telinga.
- Jaga Jarak Aman: Sebisa mungkin, hindari berdiri terlalu dekat dengan sumber suara.
- Istirahatkan Telinga: Jika Anda berada di lingkungan yang bising, carilah waktu untuk menjauh dari suara keras secara berkala agar telinga dapat beristirahat.
- Batasi Durasi Paparan: Semakin lama terpapar suara keras, semakin tinggi risiko kerusakan.
Mengenali bahaya “sound horeg” dan mengambil tindakan pencegahan adalah kunci untuk menjaga kesehatan pendengaran Anda seumur hidup. Jangan biarkan kesenangan sesaat merenggut kemampuan Anda untuk mendengar dengan jelas di masa depan.
oh tidak, terdeteksi hama