Weapons (2025): Review Film Horor Misteri yang Memikat & Menghantui

Weapons 2025

TangerangHitz.com – Sebagai salah satu film horor paling mencuri perhatian di tahun 2025, Weapons berhasil menyentuh hati audiens. Alur cerita yang misterius sekaligus emosional membuat film ini terasa berbeda. Kisahnya tentang hilangnya 17 anak secara bersamaan pada pukul 2:17 dini hari. Film ini bukan sekadar thriller, tetapi karya sinematik dengan lapisan psikologis, satire sosial, dan nuansa gelap yang menyeramkan. Sutradara Zach Cregger kembali menunjukkan dominasinya melalui penyutradaraan penuh ketegangan, visual yang cerdas, dan narasi non-linear yang mencekik.

Baca juga:5 Film Dokumenter Horor Terseram yang Wajib Ditonton

Alur, Tema, dan Gaya Sinematik

Film dibuka dengan menghilangnya hampir seluruh murid dalam satu kelas. Hanya satu anak bernama Alex yang tersisa. Cerita kemudian bergerak dari berbagai perspektif, mulai dari guru Justine Gandy (Julia Garner), ayah korban (Josh Brolin), hingga warga sekitar. Pola narasi ala Rashomon membuat ketegangan meningkat. Tema witch hunt dan ketakutan kolektif terhadap kepanikan serta hilangnya kontrol masyarakat terasa sangat kuat.

Visual film ini juga tak kalah menawan. Sinematografer Larkin Seiple, yang sebelumnya menggarap Everything Everywhere All at Once, menggunakan framing dinamis dengan sudut kamera unik. Setiap adegan terasa hidup dan imersif. Sementara itu, editor Joe Murphy menyatukan potongan adegan menjadi alur yang unsettling sekaligus menarik.

Prestasi, Reaksi Kritikus & Box Office

Weapons menuai banyak pujian dari kritikus. Rotten Tomatoes mencatat skor tinggi di angka 94–96%. Beberapa komentar menyebut film ini “expertly crafted yarn” dan “one of the best horror films of the summer.”

Dari sisi box office, pencapaiannya luar biasa. Film ini meraih debut lebih dari $40 juta di AS dan Kanada. Total pendapatan globalnya mencapai $204 juta.

Adegan Menarik & Dialog Legendaris

Salah satu momen ikonik muncul dari dialog Josh Brolin yang berkata, “What the fuck?!”. Sutradara legendaris David Fincher bahkan menyebutnya sebagai “the greatest line in R-rated history.” Pujian itu menegaskan kekuatan Weapons dalam menghadirkan humor gelap di tengah horor yang mencekam.

Makna Simbol & Atmosfer yang Terasa

Banyak penonton memperhatikan simbolisme kuat di balik waktu 2:17. Angka ini dikaitkan dengan voting senjata semi-otomatis di AS. Ada juga yang menafsirkannya sebagai referensi ke novel Stephen King, Room 217.

Beberapa adegan surreal juga menarik perhatian. Misalnya, senapan terapung atau ritual Gladys yang menegangkan. Adegan-adegan ini memperkuat atmosfer film sekaligus menghadirkan refleksi tentang kekerasan masyarakat, trauma kolektif, dan ketergantungan pada kekuasaan.

Kritik & Pendapat yang Beragam

Meski mendapat banyak pujian, film ini tidak lepas dari kritik. The Guardian menyebutnya “slick” namun kurang mendalam. TheWrap menilai beberapa plot twist terasa mengecewakan saat dijelaskan secara detail.

Di Reddit, penonton juga terbagi dua. Sebagian menyukai fokus emosional film, sementara yang lain menilai beberapa keputusan karakter terasa memaksa. Hal ini dianggap mengurangi realisme cerita.

Baca juga:Anime Bertema Musik yang Penuh Inspirasi dan Layak Ditonton

Weapons (2025) lebih dari sekadar film horor. Cerita misterius, humor kelam, dan drama emosional berpadu dengan cerdas. Zach Cregger membuktikan horor modern tetap bisa berdampak jika menggarap dengan sinematografi cermat dan karakter kompleks.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *